Lurah Duren Sawit Berhasil Wujudkan Posyandu Remaja
Mewujudkan Posyandu Remaja menjadi satu dari sederet tantangan yang berhasil dijawab Lurah Duren Sawit, Santi Nur Rifiandini.
Dahulu di Duren Sawit belum ada Posyandu Remaja
Berkat kepiawaiannya, alumnus IPDN tahun 2005 ini mampu membantu wilayah RW 10 Duren Sawit, Jakarta Timur yang kekurangan anggaran memiliki Posyandu Remaja.
Kepada beritajakarta.id, Santi mengaku awalnya sempat tidak yakin dapat membentuk Posyandu Remaja di wilayah setempat karena banyak tantangan yang dihadapi.
Begini Sosok Lurah Duren Sawit di Mata PegawainyaBerbekal semangat dan tekad kuat, Santi akhirnya berinisiatif mengundang puskesmas kecamatan untuk menggelar pelatihan bagi remaja di kantor RW 10.
Setelah Sumber Daya Manusia (SDM) terbentuk, Posyandu Remaja pun diresmikan pada 27 November 2022 lalu.
"Dahulu di Duren Sawit belum ada Posyandu Remaja. Alhamdulilah kini telah terbentuk dan ke depan akan kita tambah lagi. Kendalanya cukup banyak karena tidak ada anggaran dan Ketua RW-nya baru," kata Santi, Jumat (9/12).
Menurut Santi, semula kendala utama muncul karena tidak adanya kader dari kalangan remaja. Kemudian menyatukan persepsi warga tidak mudah.
Dengan melakukan pendekatan, akhirnya rintangan dapat dilalui dan kini sudah terbentuk Posyandu Remaja Aktif, Nyaman, Terampil Inovatif, Kolaboratif (ANTIK).
Santi menuturkan, sejauh ini keinginan terbesarnya membentuk Posyandu Lansia belum terwujud. Sebagai solusi, Posyandu Lansia digabung dengan Posbindu yang melayani warga usia 18-59 tahun.
Idealnya, Posyandu Lansia dinilai harus terpisah untuk menangani warga usia 60 tahun ke atas. Namun, membentuk Posyandu Lansia harus didukung dengan anggaran. Khususnya dalam menjalankan Program Makanan Tambahan (PMT) seperti halnya Posyandu Balita dan juga dana operasional.
Sementara kegiatan fisik, sambung Santi, harus mengikuti program dari Pemprov DKI Jakarta. Khusus teknis, pihaknya selalu koordinasi dengan sektor terkait, karena menyangkut kewenangan dan anggaran. Namun ketika ada aduan warga, baik melalui aplikasi CRM, JAKI maupun lainnya harus direspon cepat.
"Tidak kurang dari satu jam, aduan warga langsung kita tangani. Tentunya dengan cek lokasi terlebih dulu. Jika bisa dikerjakan langsung, maka akan dikerjakan dan jika tidak maka dikoordinasikan ke unit terkait," lanjutnya.
Ia menyebutkan, dalam menindaklanjuti aduan warga, kendala yang dihadapi terkait masalah teknis. Terutama jika aduan yang masuk terkait perbaikan saluran air, jalan rusak, parkir liar dan sebagainya.
"Prinsipnya, semua aduan masyarakat, baik secara langsung maupun melalui aplikasi kita tindaklanjuti," ujar wanita kelahiran Jakarta, 10 Januari 1982 ini.
Santi optimistis, seluruh persoalan dapat diatasi meskipun wilayahnya cukup luas dan penduduknya mencapai 75 ribu yang tersebar di 17 RW dan 180 RT. Padahal jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di kelurahannya hanya sembilan orang, sehingga butuh ekstra kerja dalam menghadapi masalah yang beragam.
Ibu satu anak ini mencontohkan, masalah yang masih terjadi wilayahnya persoalan genangan di RT 11/01 yang tak kunjung tuntas. Sebab lokasinya berada di dataran rendah dan menjadi daerah sengketa lahan. Imbasnya, Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur tidak bisa masuk melakukan penanganan.
Santi mengisahkan, awal pertama kali mengabdi di Pemprov DKI usai lulus IPDN pada 2005 dan ditunjuk sebagai staf di Biro Pemerintahan (Tapem).
Kemudian, alumnus IPDN angkatan ke 13 ini mulai menanjak karirnya sebagai Sekretaris Kelurahan Kebon Manggis pada 2009-2012. Setelah itu menjadi Sekretaris Kelurahan Pulogadung pada 2012-2014 lalu Wakil Lurah Cakung Barat pada 2014-2015.
Selanjutnya sebagai Kepala Seksi Kesra Kecamatan Cakung pada 2015-2019,
kemudian Lurah Jati pada 2019-2021 hingga Lurah Duren Sawit dari September 2021.